Limbahindustrisendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Beda jenis industri, biasanya limbah yang dihasilkan juga berbeda. saja dalam aktivitas produksi alkohol. Dalam prosesnya, dibutuhkan banyak air. Limbah cair yang dihasilkan juga mengandung banyak senyawa berbahaya. Selain itu, selama proses pencucian peralatan, senyawa CaSO4 juga LimbahIndustri dan Laut. Lebih dari 70 persen permukaan bumi ditutupi oleh air. Keberadaan air sunggu sangat penting bagi manusia, binatang dan juga tumbuh- tumbuhan.Dewasa modern ini, makin peningkatan lingkungan industri mengakibatkan makin banyak buangan limbah industri ke laut. Oleh karena itu, setiap hari ton yang tidak terhitung Limbahlimbah dapat dipilah pilah sesuai kebutuhan. Jika dinilai tidak layak pakai, maka limbah dapat diselesaikan dengan cara dibakar. Sebaliknya limbah yang masih dalam kondisi utuh dapat dimanfaatkan kembali menjadi karya kerajinan. Jika limbah sudah beralih manfaat menjadi barang kerajinan secara ekonomi nilainya akan meningkat. PencemaranAir karena Limbah Industri Tahu Industri tahu dan tempe mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3.000 - 5.000 Liter. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal Vay Nhanh Fast Money. Impact Of Liquid Waste In Textile Industry To The Environment And The Application Of Eco-Printing Technique To Reduce The Waste. Textile industry in Indonesia is ever growing, thanks to the increase in demand of various textile products that flows along with trends and seasons. However, the production process usually comes along with liquid waste that could pollute rivers and waters in the country. Therefore, many methods have been used to reduce the waste. One of them is by Eco print technique with coloring agents made of natural materials. With this technique, we hope to improve the sell value as well as creativity in textile industry in Indonesia. This research will be done using qualitative descriptive method with observation , literature study and experiments. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 5Enrico Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi LimbahDAMPAK LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL TERHADAP LINGKUNGAN DAN APLIKASI TEHNIK ECO PRINTING SEBAGAI USAHA MENGURANGI LIMBAHEnricoUniversitas Ciputra Surabayaenrico Impact Of Liquid Waste In Textile Industry To The Environment And The Application Of Eco-Printing Tech-nique To Reduce The Waste. Textile industry in Indonesia is ever growing, thanks to the increase in demand of various textile products that ows along with trends and seasons. However, the production process usually comes along with liquid waste that could pollute rivers and waters in the country. Therefore, many methods have been used to reduce the waste. One of them is by Eco print technique with coloring agents made of natural materials. With this technique, we hope to improve the sell value as well as creativity in textile industry in Indonesia. This research will be done using qualitative descriptive method with observa-tion, literature study and Liquid Waste, Textile, Eco PrintABSTRAKDampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi Limbah. Industri tekstil di Indonesia semakin bertambah seiiring dengan permintaan beragam produk tekstil yang selalu mengikuti tren mode, dan dalam pengolahannya selalu menghasilkan limbah berupa zat cair yang dapat mencemari sungai dan perairan di Indonesia. Oleh karena itu, banyak cara yang dilakukan dalam usaha mengurangi limbah dari industri tekstil. Salah satunya adalah dengan tehnik Eco Print dengan menggunakan zat pewarna alami. Dengan menggunakan eksplorasi tehnik terse-but juga diharapkan meningkatkan nilai jual dan kreativitas dari produk tekstil di Indonesia. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode kualitatif desktiptif dengan menggunakan tahapan observasi, studi literatur dan Kunci Limbah Cair, Tekstil, Eco Print 6MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019PENDAHULUANSeiring dengan perkembangan teknologi dan jaman, limbah adalah salah satu permasalahan yang dihadapi dan semakin bertambah, baik dari sisi volume dan jenisnya di setiap daerah di Indo-nesia. Dua jenis limbah yaitu limbah organik dan anorganik dimana limbah anorganik tidak dapat terurai atau mengalami pembusukan alami. Den-gan konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah dapat berdampak negatif terhadapa lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karak-teristik limbah. Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi dan menanggulangi limbah. Untuk limbah yang bersifat organik dapat dilakukan dengan salah satu caranya adalah pemupukan atau pengomposan, serta pembakaran untuk limbah anorganik. Sampai saat ini, pengolahan limbah masih belum maksimal dikarenakan oleh beberapa faktor seperti kurangnya teknologi untuk mengolah hingga bahaya dari efek samp-ing pengolahan limbah asap dan gas beracun seperti karbon monoksida, ammonia, HCN, dan sebagainya.Salah satu yang menjadi permasalahan ling-kungan adalah adanya pencemaran oleh bahan pewarna tekstil dari industri-industri tekstil yang makin banyak bermunculan karena permintaan pasar atau market fesyen yang dimana tren fe-syen terus berubah mengikuti perkembangan ja-man. Industri tekstil tidak banyak menghasilkan banyak limbah padat. Limbah yang lebih banyak dihasilkan secara volume yaitu limbah cair beru-pa pewarna dalam volume besar ke dalam per-airan di Indonesia baik sungai ataupun selokan. Limbah cair terutama dihasilkan dari proses penyempurnaan tekstil, mengandung bahan-bahan yang dilepas dari serat, sisa bahan kimia yang ditambahkan pada proses penyempurnaan tersebut, dan yang terlepas dengan cara kimia atau mekanik selama proses produksi tekstil ber-jalan. Selain itu, limbah cair dari industri tekstil juga didapat dari cairan kimia dalam mencetak motif pada kain yang dilakukan dengan teknologi mesin cara dilakukan untuk mengolah, me-manfaatkan, dan mengurangi limbah pewarna tekstil. Salah satu cara pengurangan limbah cair berupa pewarna tekstil adalah dengan kembali menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai pewarna tekstil dan membuat motif pada tekstil yang disebut Eco Print. Eco Print merupakan tehnik cetak yang menggunakan pewarna alami, yang tidak melibatkan mesin atau cairan kimia. Hingga kini dapat diaplikasikan pada bahan berserat alami seperti kain kanvas atau kain katun yang mampu menyerap warna dengan ini merupakan cara kreatif selain untuk mengurangi banyaknya limbah cair akibat pewarna kimia, juga dapat menambah kreativitas dalam pembuatan variasi tekstil sehingga produk tekstil tersebut memiliki 7Enrico Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi Limbahnilai jual yang lebih tinggi. Dengan adanya inovasi tersebut, penulis bermaksud ikut serta menanggulangi dampak limbah cair dari pewarna tekstil dengan membahas lebih dalam tehnik eco print dan memberikan inovasi terhadap produk tekstil yang yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif, dengan metode pen-gumpulan data, studi literatur, dan juga eksperi-mental. Tahapan yang dilakukan 1. Mulai dari pengumpulan data yang dilaku-kan dengan mengunjungi dan melakukan wawancara secara informal dengan salah satu industri tekstil di Bandung yang meng-gunakan zat kimia dalam pewarnaan tekstil. 2. Studi literatur melalui buku-buku pustaka dan beberapa jurnal yang membahas ten-tang limbah dan pengolahannya. Dilanjutkan dengan eksperimen yang meng-gunakan beberapa jenis tumbuhan seperti daun mangga, daun teh, dan lainnya seb-agai pewarna alami dan motif pada jenis tekstil juga digunakan sep-erti katun dan yang bersifat polyester se-bagai perbandingan warna yang muncul setelah mengalami proses eco dan PembahasanLimbahLimbah merupakan zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadiran-nya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan Zulkii,2014. Menurut Zulkii 2014 limbah dapat dikelompokkan berdasarkan sum-bernya, antara lain a. Limbah rumah tangga yang berasal dari ke-giatan pemukiman penduduk dan aktitas usaha seperti pasar, rumah makan, gedung perkantoran, dan Limbah industri yang merupakan buangan dari proses selama membuat produk dari indsutri Limbah medis berasal dari dunia kesehatan seperti rumah sakit berupa sisa pakai seperti jarum suntik dan Limbah pariwisata yang merupakan hasil buangan dari sarana Limbah pertanian yang berasal dari aktitas pertanian atau Limbah pertambangan yang berasal dari ak-titas di sektor industri 1. Limbah Rumah Tangga di SungaiSumber 8MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019Sedangkan berdasarkan karakteristiknya Zulkii 2014, Limbah dapat digolongkan menjadi 4 antara lain limbah padat, limbah cair, limbah gas, dan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun B3. Banyak sedikitnya volume, kandungan zat yang ada dalam limbah, dan secara frekuensi pembuangan limbah sangat mempengaruhi kualitas limbah. Semakin banyak limbah maka dampaknya akan semakin berbahaya, tetapi jika pembuangan limbah semakin sedikit atau berkurang maka limbah tersebut tidak membahayakan. Beberapa dampak negatif yang dihasilkan dari pembuangan limbah yang tidak menjalani pengolahan dengan benar terutama limbah bersifat cair, antara lain 1. Menyebabkan pencemaran dan kontami-nasi pada air permukaan dan setiap tetes air yang digunakan oleh Mengganggu bahkan dapat mematikan ke-hidupan dan ekosistem Menimbulkan bau hasil dari dekomposisi zat anaerobik dan anorganik4. Menghasilkan lumpur yang berdampak pe-nyumbatan yang dapat menimbulkan banjir Chandra, 2006.Figur 2. Limbah Cair Tekstil di Sungai CitarumSumber Cair TekstilDi Indonesia industri tekstil merupakan salah satu penghasil devisa negara, dimana pergerakan dan perubahan tren fesyen sangat cepat menye-babkan permintaan tekstil semakin besar. Pence-maran industri dalam bentuk zat cair merupakan masalah yang sangat besar pada pengendalian dampak lingkungan pada industri tekstil. Limbah dan emisi merupakan non product output dari ke-giatan industri tekstil, khususnya di dalam proses produksinya mempunyai unit nishing-pewar-naan dyeing yang mempunyai potensi sebagai penyebab pencemaran air dengan kandungan amoniak yang tinggi. Dalam beberapa contoh kasus pembuangan limbah cari dengan kandun-gan kimia yang melebihi baku mutu seperti terjadi pada pabrik tekstil yang salah satunya terletak di kota Bandung, sangat mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Baku mutu yang tinggi menjadi pe-nyebab pendangkalan, kekeruhan pada air me-nyebabkan sinar matahari terhalang untuk ma-suk ke dalam dasar air sehingga proses dalam ekosistem pada sungai tidak dapat berlangsung. Selain itu menyebabkan bau busuk pada air dan mengakibatkan kematian pada biota air. Zat warna tekstil merupakan zat warna yang mempunyai kemampuan untuk diserap oleh se-rat tekstil, merupakan gabungan dari senyawa organik tidak jenuh, kromofor gugus pembawa warna dan auksokrom gugus yang dapat me-ningkatkan daya kerja kromofor, sehingga op-timal dalam pengikatan dengan serat tekstil. 9Enrico Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi LimbahLimbah cair yang dihasilkan dalam proses pewar-naan tekstil berupa cairan berwarna merupakan senyawa kimia sintetis, mempunyai kekuatan pencemar yang kuat dengan nilai COD Chemi-cal Oxygen Demand dan BOD Biological Oxy-gen Demand tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai. Salah satu contoh hasil percobaan di laboratorium BBT Balai Besar Tek-stil menunjukkan bahwa air dari limbah cair tek-stil yang mengandung beberapa zat warna reak-tif sebanyak 225 mg/l mempunyai COD sebesar 534 mg/l dan BOD 99 mg/l. Pewarna yang umumnya digunakan hingga 80% proses pengerjaan dalam industri tekstil adalah pewarna jenis azo Zolinger 1987 dalam m. sudha 2014. Pewarna jenis azo dapat membuat warna tekstil jelas dan cerah. Kurang lebih ada 3000 jenis pewarna azo yang lazim digunakan dalam industri tekstil, juga digunak-an pada industri kulit, kosmetik, makanan, dan kertas. Pewarna azo tergolong limbah yang su-lit untuk diuraikan degradasi dan pada kadar tertentu bersifat toksik dan karsinogenik Dewi, S,R & Lestari, Dalam pewarna jenis azo juga terdapat auksokrom atau radikal yang mengikat kromofor sehingga warna akan terikat dalam serat tekstil. Ikatan kedua gugus terse-but menyebabkan zat warna azo tidak dapat hilang dari perairan. Limbah pewarna azo yang dibuang ke dalam sungai dapat mempengaruhi transparansi warna air sungai sehingga sinar matahari terhalang masuk ke dalam dasar sun-gai, juga bersifat toksik mengurangi kadar oksigen dan mutagenik terhadap organisme dalam air sungai. Nirmalarani 1988 dalam 2014 menyebutkan jika pewarna azo dapat mengurangi esiensi germinasi benih dan pertumbuhan tumbuhan, sedangkan dalam kadar konsentrasi yang lebih tinggi mampu menghambat pertumbuhan tunas dan akar. Solusi Penanggulangan Limbah Cair TekstilDalam penggunaannya, zat kimia seperti pewar-na azo yang berlebihan sangat dapat mencemari lingkungan khususnya perairan di Indonesia dan juga dapat menjadi bencana ekologis bagi manu-sia. Perlunya regulasi dalam penggunaan zat kimia untuk kebutuhan produksi dan treatment limbah cair tekstil baiknya disertai implementasi dalam re-alitanya. Beberapa cara sudah mulai dilakukan oleh produsen-produsen industri tekstil untuk menguran-gi limbah cair tekstil, beberapa diantaranya a. Pengolahan limbah cair secara biologis ala-mi pada prinsipnya, dengan memanfaatkan mikroorganisme yang dapat menguraikan zat organik terlarut dalam air limbah menjadi ba-han seluler yang baru dan sumber Pengolahan air limbah menggunakan ban-tuan alat instalasi dengan 3 tahapan treat-ment, yaitu menyaring lter, menstabilkan zat organik dalam limbah, dan menghilan-gkan unsur-unsur kimiawi dan mikroorgan-isme Penurunan kadar warna, COD dengan menggunakan teknologi pengaruh tegangan 10MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019d. Penggunaan bahan pewarna alami natural dye untuk sektor industri UKM, danmasihban-yakcaraatautehnik lain yang digalakkanindus-tri-industridan pelaku mode di Tekstil Alami danTehnik Eco PrintPenggunaan pewarna alami natural dye untuk tekstil pada dasarnya sudah dilakukan sejak lama, akan tetapi seiring dengan besar dan vari-atifnya permintaan akan tekstil, industri-industri mulai beralih ke pewarna sintetik. Saat ini peng-gunaan pewarna alami kembali banyak digunak-an, terkait dengan proses produksinya yang ra-mah lingkungan, tuntutan masyarakat sekarang yang peduli terhadap lingkungan, terutama di negara maju. Pewarna alami memiliki beberapa kekurangan dibandingkan pewarna sintetik, diantaranya warna yang dihasilkan kurang beragam, mudah memudar, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk proses produksi tekstil. Tetapi beberapa kelebihan penggunaan pewarna alami yang dapat diaplikasikan ke dalam dunia mode selain mengurangi limbah cair tekstil, juga warna kain yang dihasilkan lebih eksotis dan elegan, variasi motif dan warna yang didapatkan dari bahan Figur 2. Pengolahan Limbah Cair Tekstil di PT Gistex, Bandung Sumber 11Enrico Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi Limbahalami seperti tumbuhan tehnik eco print. Zat pewarna alami merupakan zat warna alami yang berasal dari tumbuhan atau hewan. Beberapa tumbuhan yang sering dipakai untuk mendapatkan warna-warna pada tekstil dian-taranya 1. Daun/ranting tanaman indigo/Tarum/Nilo In-digofera tinctoria untuk warna biru2. Pucuk daun teh tua, kulit batang kayu Ma-honi, daun jati untuk warna coklat3. Tanaman mengkudu, kayu keras tanaman secang untuk warna merah4. Daun pohon mangga atau jambu biji untuk warna hijau5. Kunyit, kayu soga, dan kayu tegeran untuk warna kuning, dan printing adalah tehnik dimana bagian-bagian dari tanaman, baik itu bunga dan daun mening-galkan bentuk, warna, dan tanda pada kain. Daun dan bunga yang diproses melepaskan zat warna yang ada dalam tanaman tersebut secara alami, menciptakan motif cetak bentuk daun dan bunga sesuai yang digunakan. Tehnik dan hasil dari eco printing berbeda den-gan tehnik membatik, dalam proses pewarnaan tekstil dengan tehnik eco printing semuanya menggunakan bahan-bahan alami berbasis tum-buhan. Sedangkan batik walaupun alami, namun dalam pengerjaannya tetap menggunakan bahan kimia seperti lilin. Tehnik eco printing juga dapat menciptakan mo-tif batik seperti yang sudah dilakukan oleh be-berapa pengrajin di Indonesia, dalam proses pengerjaan motif sama dengan pembuatan sketsa batik. Beberapa bahan yang perlu di-siapkan untuk melakukan proses eco printing pada tekstil adalah • Kain tidak mengandung polyester yang su-dah di mordan dalam larutan tawas • Daun dan bunga dari berbagai macam tana-man sesuai kebutuhan corak dan warna• Kayu / pipa logam untuk menggulung kain dan tali / benang untuk mengikat gulungan• Cuka untuk merendam daun dan bunga yang akan dipakai• Kompor, untuk mengukuskain yang sudah dig-ulung dan diikat selama kurang lebih 2 jamFigur 3. Hasil Penggunaan Pewarna Alami pada KainSumber cara dilakukan selain sebagai pewar-na utuh tekstil, juga membuat motif pada tekstil seperti digunakannya tehnik membatik dengan pewarna alami dan juga yang akan dibahas adalah tehnik eco printing. 12MODA Volume 1 Nomor 1 Januari 2019Proses pengerjaaneco printing memang membu-tuhkan waktu yang lumayan panjang, tetapi hasil yang didapatkan bervariasi dan kadang mengejutkan karena warna yang dihasilkan dari bunga dan daun yang tercetak beda dengan warna aslinya. Para pengrajin dengan tehnik eco printing dapat bereksplorasi dan berinovasi dengan berbagai macam jenis tumbuhan dan terus meningkatkan kualitas produk tekstil yang dihasilkan. Di dalam tehnik eco print sendiri terdapat beragam tehnik yang dipakai mulai dari tehnik ikat-rebus, tehnik memukul-mukul, dan menjemur. Dengan beragam inovasi yang dapat dihasilkan dengan tehnik eco printing, para pengrajin, pelaku mode, dan industri sektor UKM dapat meningkatkan nilai jual dari produk tekstil dan fesyen yang dihasilkan. Dengan meningkatnya nilai jual produk, UKM dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih tinggi bahkan ekspor kebeberapa negara yang memperhatikan mode dan detail seperti negara Jepang dan bagian 4. Proses Eco PrintingSumber Eksplorasi Tehnik Eco Printing pada ScarfSumber Karya Mahasiswa FDB UCFigur 6. Eksplorasi Kombinasi Pewarna Alami Daun Teh dan Tehnik Eco PrintingSumber Karya Irene PaulinaDari hasil pembahasan di atas, dapat disimpul-kan beberapa hal 1. Bahwa limbah cair dari proses pewarnaan tekstil sangat berdampak besar pada pence-maran lingkungan. Proses pewarnaan tekstil dengan pewarna sintetik memang lebih mu-dah diproses dan dapat membuat ragam 13Enrico Dampak Limbah Cair Industri Tekstil Terhadap Lingkungan Dan Aplikasi Tehnik Eco Printing Sebagai Usaha Mengurangi Limbahwarna lebih cerah dan matang, tetapi dalam kadar tertentu bersifat toksik dan karsinoge-nik pemicu kanker.2. Dengan mengganti pewarna sintetik men-jadi perwarna alami dari tumbuhan sebagai pewarna tekstil dapat menjadi gerakan/kam-panye untuk ikut mengurangi limbah tekstil. Karena di negara-negara maju juga sudah mulai memperhatikan hal-hal Tehnik eco printing dengan menggunakan pewarna alami menjadi salah satu alternatif inovasi dalam industri tekstil dalam mengu-rangi limbah cair tekstil dan meningkatkan kualitas produk tekstil serta nilai RUJUKANChandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. dan Lestari, S. 2010. Dekolorisasi Limbah Batik Tulis menggunakan Jamur Indigenous Hasil Isolasi pada Konsentrasi Limbah yang 5 2, 75-82Kristianto.2004. Ekologi Industri. Yogyakarta Endang, dkk. 2009. Zat Pewarna Tekstil Dari Kulit Buah Manggis. UNS, M. 2014. Microbial Degradation of AzoDyes A Review, International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences, 3 2, 670-690W. Wesley, 2000. Industrial Water Pollution Control. New York McGraw Hills Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan, Cetakan Keempat. Yogyakarta Anastasia. 2013. Pewarna Alam Dari EkstrakTanaman Dan Aplikasinya Di Usaha Kecil MenengahTekstil Indonesia. Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia V. SurakartaZhou H. and Smith 2002. Advanced technologies in water and wastewater treatment, Journal Environmental Engineering Science, 1, H. 1987. Synthesis, Properties and Application of Organic Dye and Chemistry, VCH New York, H. 1991. Color chemistry Synthesis, Properties and Application of Organic Dyes and Pigments. 496, Arif. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta. SalembaTeknika. ... In terms of volume, the textile industry does not generate much waste in the form of solid waste, but it does generate waste in the form of dyes, which are later channeled into waters, both rivers and sewers. Liquid waste from the textile industry is mainly generated from the remains of chemicals used during the textile dyeing process Enrico, 2019. In commemoration of river day on July 27, 2021, the Central Statistics Agency BPS noted that at least 46 percent of rivers in Indonesia are in a heavily polluted condition. ...Nadia Givani SihotangRuth Yohana SaragihDewan Dinata Tarigan Murniaty SimorangkirUlos is a type of traditional woven fabric that is often used for traditional ceremonies in the Batak tribe. Although ulos with natural dyes are more valuable, ulos weavers have switched to synthetic dyes due to the difficulty of the dyeing process with natural dyes. This research aims to make natural dyes from extracts of plants. Salaon plants Indigofera tinctoria L, ketapang Terminalia catappa, and cocoa Theobroma cacao L are types of plants that are easily available in the North Sumatra region and can be used as natural dyes. BATAK-Co BATAK-Colour ulos batak natural dye paste is a dyeing product in the form of a paste that can be used to dye yarn to be woven into ulos. The product is made through an extraction and fixation process with whiting, tunjung, and alum, as well as deposition and filtering processes, so that a BATAK-Co product is obtained Ulos Batak Natural Coloring Paste with 3 color choices, namely blue from salaon leaf extract, black from ketapang leaf extract, and red from cocoa fruit peel extract. The spectra of the three dyestuffs have been identified using FT-IR. Through the entrepreneurship student creativity program, BATAK-Co ulos batak natural dye paste products have been produced, packaged, and marketed both directly to ulos weavers and through social media, and have a great opportunity to become new entrepreneurs.... However, behind its large contribution to the economy, the production process in the textile industry is usually accompanied by liquid waste that can pollute domestic rivers and waters Enrico, 2019. Among the G20 countries, Indonesia is ranked the second highest in water pollution caused by the textile industry with slightly below Turkey Paraschiv et al., 2015. ...Purpose As a leading sector that has entered the international market, the Indonesian Textile and Apparel T&A industry has begun to focus on sustainability issues; however, this study is still limited. This paper aims to conduct a systematic review and explore future research opportunities in developing sustainable supply chain management SSCM in the T&A industry in Indonesia, particularly in the small- and medium-sized enterprise SME sector. Design/methodology/approach A systematic literature review SLR through five academic databases, including Science Direct, IEEE Explore, Scopus, Google Scholar and Web of Science, was conducted and followed by a content analysis of the selected papers. Findings Directions for future research include designing a standardized and sustainable measurement of SSCM performance; analyzing SSCM practices in T&A SMEs through the concept of sustainable entrepreneurs; and exploring the application of a circular economy in the T&A industry, known as circular fashion, which is preferred by the community, affordable and environmentally friendly. Research limitations/implications This research only used secondary data. In-depth interviews with relevant experts should also be conducted to get a more comprehensive picture of this issue. Originality/value To the best of the author’s knowledge, this is the first SLR analyzing the implementation of SSCM in the T&A industry in as batik dyes are textile dyes which difficult to degradate. Fungus as bioremidiation organism are choosed to decolorize the dyes because its transformation ability, it can degradate toxic dyes component. The aim of research are to explore the fungus from Sokaraja-Banyumas batik industrial dyestuff, to know potential indigenous species wich can degradate it, to know dyestuff consentration which is of research showed that the isolation process of indigenous fungi from batik dyestuff in District Sokaraja Banyumas produce 4 isolates that have the potential dekolorization, they are 3 isolates of the genus Fusarium, and 1 isolate of the genus Aspergillus. That indigenous fungus can be used to decolorize dyestuff batik the decolorize percentage Hongde ZhouDaniel W. SmithThe use of conventional water and wastewater treatment processes becomes increasingly challenged with the identification of more and more contaminants, rapid growth of population and industrial activities, and diminishing availability of water resources. Three emerging treatment technologies, including membrane filtration, advanced oxidation processes AOPs, and UV irradiation, hold great promise to provide alternatives for better protection of public health and the environment and thus are reviewed in this paper. The emphasis was placed on their basic principles, main applications, and new developments. Advantages and disadvantages of these technologies are compared to highlight their current limitations and future research needs. It can be concluded that, along with the growing knowledge and the advances in manufacturing industry, the applications of these technologies will be increased at an unprecedented WesleyhijoContendido Fuente y características de aguas residuales industriales; Procesos de tratamiento de aguas residuales; Tratamiento previo y primario; Coagulación, precipitación y retiro de metales; Aeración y transferencia de masa; Principios de oxidación biológica aeróbica; Procesos biológicos de tratamiento de aguas residuales; Adsorción; Intercambio iónico; Oxidación química; Disposición y manejo de desechos; Miscelánea de procesos de Kesehatan LingkunganBudiman Daftar Rujukan ChandraDAFTAR RUJUKAN Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Pewarna Tekstil Dari Kulit Buah ManggisEndang KwartiningsihKwartiningsih, Endang, dkk. 2009. Zat Pewarna Tekstil Dari Kulit Buah Manggis. UNS, Pencemaran Lingkungan, Cetakan KeempatArya WardhanaWardhana, Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan, Cetakan Keempat. Yogyakarta Alam Dari EkstrakTanaman Dan Aplikasinya Di Usaha Kecil MenengahTekstil Indonesia. Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia VAnastasia WheniWheni, Anastasia. 2013. Pewarna Alam Dari EkstrakTanaman Dan Aplikasinya Di Usaha Kecil MenengahTekstil Indonesia. Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia Ilmu LingkunganArif ZulkifliZulkifli, Arif. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta. SalembaTeknika. Kamis, 20 Mei 2021 1504 WIB Pekerja membersihkan kali Hitam dari sampah yang menumpuk di Kawasan Kemayoran, Jakarta, Senin 20/2. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup KLH hampir 80 persen pencemaran kali atau sungai disebabkan sampah rumah tangga di tambah rendahnya kesadaran masyarakat menjaga lingkungan. Tempo/Tony Hartawan Iklan Jakarta - Pencemaran sungai ialah kondisi masuknya berbagai zat maupun benda tak terurai yang mengakibatkan air terkontaminasi dan kehilangan fungsi. Selain dapat menjadi berbagai sumber penyakit, pencemaran air turut mengakibatkan dari laman Ilmu Geografi, berikut empat penyebab dan enam dampak pencemaran sungaiLimbah Rumah TanggaLimbah rumah tangga yang dimaksud bukan hanya limbah hasil aktivitas warga di rumah masing-masing, melainkan termasuk limbah rumah makan, kantor, pasar, pertokoan maupun rumah sakit yang dibuang sembarangan ke sungai. Limbah tersebut meliputi sisa makanan, bekas sanitasi, air bekas sabun mandi maupun cuci pakaian, plastik dan IndustriSaat limbah industri yang mengandung senyawa-senyawa berbahaya dari sisa kegiatan industri dibuang ke sungai dapat menyebabkan pencemaran. Akibatnya air sungai akan mengalami perubahan warna dan menimbulkan bau menyengat. Salah satu contoh limbah industri ialah cairan yang mengandung minyak, dan akan menganggu kelangsungan hidup biota PertanianSisa obat pembasmi hama seperti insektisida yang dibuang ke sungai dapat menyebabkan sungai kekurangan oksigen dan pada akhirnya menganggu ekosistem di Pinggir SungaiSemakin banyaknya populasi dan urbanisasi manusia kerap membuat orang berbondong-bondong membangun rumah di pinggir-pinggir sungai. Akibatnya pinggiran sungai dipenuhi pemukiman kumuh, di mana warga kerap membuang sampah tak baik ini dapat menyebabkan penumpukan sampah dan rumah bagi mikroorganisme jahat penyebab berbagai penyakit. Dampak lainnya bisa menyebabkan Melihat empat penyebab pencemaran sungai di atas, tentu ia dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan, di antaranyaTerjadinya banjir akibat penumpukan sampah di dasar berbagai penyakit dari mikroba pathogen yang berkembang di air sungai ketersediaan air sungai kekurangan oksigen dan membahayakan kehidupan ikan-ikan di kimia di dalam air sungai menjadi lebih tanaman menjadi mengenai penyebab dan dampak pencemaran sungai tersebut ada baiknya dijadikan sebagai pejalaran untuk tidak mengembangkan perilaku yang merusak sungai. Menjaga sungai sama saja menjaga kelangsungan hidup di masa ANA HARAHAPBaca Pakar IPB Hampir Semua Sungai di Jabodetabek Tercemar Deterjen Artikel Terkait Dampak Kebakaran Hutan bagi Lingkungan 11 jam lalu Bukan dengan Cara Ditiup, Ini Upaya Dishub DKI Memperbaiki Kualitas Udara Jakarta 11 jam lalu 9 Manfaat Tumbuhan pada Manusia dan Lingkungan 1 hari lalu Sirkuit MXGP Lombok Manfaatkan 25 Ribu Ton Limbah Batu Bara PLTU Jeranjang 1 hari lalu Relawan Bersih-bersih di Sepanjang Sungai Ciliwung, Kumpulkan 640 Kilogram Sampah 4 hari lalu Ikan Mati di Danau Sunter, Sudin KPKP Jakarta Utara Telah Lakukan Pengecekan Kualitas Air 6 hari lalu Rekomendasi Artikel Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini. Video Pilihan Dampak Kebakaran Hutan bagi Lingkungan 11 jam lalu Dampak Kebakaran Hutan bagi Lingkungan Lantas, apa saja dampak kebakaran hutan yang paling kritis bagi lingkungan? Simak ulasannya berikut ini. Bukan dengan Cara Ditiup, Ini Upaya Dishub DKI Memperbaiki Kualitas Udara Jakarta 11 jam lalu Bukan dengan Cara Ditiup, Ini Upaya Dishub DKI Memperbaiki Kualitas Udara Jakarta Dinas Perhubungan DKI punya beberapa upaya yang telah dijalankan untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta. Bukan dengan cara meniup udara. 9 Manfaat Tumbuhan pada Manusia dan Lingkungan 1 hari lalu 9 Manfaat Tumbuhan pada Manusia dan Lingkungan Inilah 10 manfaat tumbuhan bagi manusia dan lingkungan yang harus Anda sadari Sirkuit MXGP Lombok Manfaatkan 25 Ribu Ton Limbah Batu Bara PLTU Jeranjang 1 hari lalu Sirkuit MXGP Lombok Manfaatkan 25 Ribu Ton Limbah Batu Bara PLTU Jeranjang Limbah abu sisa pembakaran batu bara PLTU Jeranjang dimanfaatkan untuk pembangunan sirkuit MXGP di Selaparang, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Relawan Bersih-bersih di Sepanjang Sungai Ciliwung, Kumpulkan 640 Kilogram Sampah 4 hari lalu Relawan Bersih-bersih di Sepanjang Sungai Ciliwung, Kumpulkan 640 Kilogram Sampah Para relawan menggelar aksi bersih-bersih di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Mereka mengumpulkan total 640 kilogram sampah. Ikan Mati di Danau Sunter, Sudin KPKP Jakarta Utara Telah Lakukan Pengecekan Kualitas Air 6 hari lalu Ikan Mati di Danau Sunter, Sudin KPKP Jakarta Utara Telah Lakukan Pengecekan Kualitas Air Kepala Sudin KPKP Jakarta Utara mengatakan saat ini kondisi Danau Sunter sudah kembali normal, serta tidak ditemukan lagi ikan mati. Megawati Minta Jumlah Pulau di Indonesia Diteliti Ulang 6 hari lalu Megawati Minta Jumlah Pulau di Indonesia Diteliti Ulang Megawati sangsi bahwa pulau di Indonesia berjumlah sekitar pulau sebagaimana yang kerap disebut. Ia meyakini jumlahnya lebih dari itu. Menteri Trenggono Sidak Pencemaran dan Reklamasi di Batam 6 hari lalu Menteri Trenggono Sidak Pencemaran dan Reklamasi di Batam Menteri Trenggono sudah beberapa kali menerima keluhan dari Gubernur Kepulauan Riau mengenai adanya pencemaran di wilayahnya Seberapa Sering Harus Mencuci Pakaian? 7 hari lalu Seberapa Sering Harus Mencuci Pakaian? Bukan hanya energi dan air yang dapat dihemat dengan mengurangi waktu mencuci pakaian, ini juga berarti pakaian akan bertahan lebih lama Tips Tumbuhkan Kepedulian Anak pada Lingkungan Sekitar 8 hari lalu Tips Tumbuhkan Kepedulian Anak pada Lingkungan Sekitar Psikolog membagi cara menumbuhkan kepedulian anak pada lingkungan sekitar sejak dini, begini caranya. Bandung Barat - Aliran Sungai Citarum tepatnya di Kampung Cibingbin, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat KBB tercemar oleh limbah yang dibuang sembarangan oleh pelaku pelak hal itu berdampak negatif pada warga setempat. Misalnya para petani yang harus mengalami gagal panen karena tanaman padi yang ditanam membusuk lalu mati akibat dialiri air yang bercampur Erwin 46, petani asal Kampung Cibingbin mengatakan pada musim tanam kali ini dipastikan gagal panen karena tanamannya tak bisa tumbuh sempurna akibat tercemar limbah industri. "Dampaknya dari limbah ke pertanian itu tanaman padi jadi busuk bawahnya, lalu mati. Ya pastinya gagal panen, mungkin masih ada sisa sedikit yang bisa diambil," ungkap Herman saat ditemui, Selasa 19/4/2022.Ia tersudutkan oleh keadaan. Kalaupun lahan pertaniannya dikeringkan menghindari pencemaran limbah hal itu sulit dilakukan mengingat padi merupakan jenis tanaman yang membutuhkan air agar bisa tumbuh sempurna."Sedangkan kondisi airnya begini tercemar limbah. Padahal air itu kita sedot dari sungai, memang kondisinya sudah tercemar jadi pasti membusuk tanamannya," ucap lagi dengan yang dilakukan teman-temannya sesama petani, mereka mengganti padi dengan tanaman jagung. Alih-alih bisa tumbuh sempurna, tanaman itu juga mengalami kegagalan karena tanahnya sudah bercampur limbah."Di sini banyak teman-teman saya ganti ke jagung, gagal juga karena tetap mati. Tanahnya kan tercemar juga karena disiram air sungai. Jadi boro-boro bisa untung, bisa balik modal saja sudah enggak mungkin," kata cuma petani, nestapa juga dirasakan penjala ikan di Sungai Citarum. Mereka tak lagi bisa mendapatkan banyak tangkapan karena ikan buruan mereka mati akibat keracunan limbah industri yang dibuang ke sungai."Banyak yang mati ikannya, bahkan ikan sapu-sapu saja yang terkenal kuat sama limbah juga mati. Jadi memang kondisinya sudah membahayakan," ucap Dadan penjala ikan di Sungai berharap ada solusi dari pemerintah untuk bisa mengatasi pencemaran limbah industri di wilayahnya. Hal itu juga agar ia tetap memiliki penghasilan dari menjala ikan di Sungai Citarum."Ya harus segera ada solusinya, karena kalau begini terus warga enggak bisa apa-apa. Mau bertani juga rugi terus mau menjala ikan enggak ada tangkapan," kata itu, Rosadi, aktivis lingkungan sekaligus tokoh masyarakat Desa Laksanamekar menyatakan telah melaporkan masalah ini ke Dinas Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Bandung Barat. Rosadi menyebut laporan sudah diterima namun sama sekali belum ada tindaklanjutnya. Akhirnya pihaknya bakal mengambil inisiatif mendatangi langsung pihak industri yang bersangkutan."Karena dari Pemda KBB itu seperti setengah-setengah, enggak ada tindak lanjut, akhirnya kami mau minta mediasi dengan industri. Intinya kita ingin sama-sama enak, industri bisa berjalan dan kami warga juga tetap terjaga kesehatannya," ucap jika keinginan warga berkomunikasi dengan pihak pabrik tak mendapat sambutan, maka pihaknya bersama warga akan bertindak tegas dengan menutup saluran pembuangan tersebut."Kalau mengacu UU nomor 32 tahun 2009, bab 11 pasal 70 ayat 1, masyarakat itu punya kewenangan untuk mengadakan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup. Jadi kami juga punya kewenangan saat melihat ada pelanggaran seperti ini," kata RosadiSementara itu Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup pada DLH Bandung Barat Idad Saadudin mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari warga terkait pencemaran limbah tersebut."Sudah terima laporannya, hari ini ada staf sayang 4 orang langsung cek ke lapangan bersama tim penegakan hukum gakkum. Nanti berita acaranya dibuat terkait temuan itu," tutur Idad saat dihubungi detikJabar. mso/bbn Pembuangan limbah pabrik di sungai merupakan sebuah masalah lingkungan yang sangat serius. Banyak pabrik yang tidak memperhatikan dampak yang ditimbulkan oleh limbah yang mereka hasilkan. Akibatnya, sungai-sungai di sekitar pabrik menjadi tercemar dan berdampak buruk bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Banyak pabrik yang membuang limbahnya ke sungai karena kurangnya pengawasan dari pihak berwenang. Selain itu, biaya untuk membuang limbah ke tempat pembuangan akhir yang aman juga cukup mahal, sehingga pabrik memilih untuk membuangnya ke sungai untuk menghemat biaya. Beberapa pabrik juga mengabaikan peraturan yang telah ditetapkan dan membuang limbah mereka secara ilegal. Mereka tidak peduli dengan dampak yang ditimbulkan dan hanya memikirkan keuntungan jangka pendek. Bahkan, ada beberapa pabrik yang sengaja membuang limbah berbahaya ke sungai untuk menghindari biaya pengolahan limbah yang lebih mahal. Dampak Pembuangan Limbah Pabrik di Sungai Pembuangan limbah pabrik di sungai memiliki dampak yang sangat luas dan berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup. Dampak yang paling terlihat adalah penurunan kualitas air sungai. Limbah yang dibuang ke sungai mengandung bahan kimia berbahaya dan zat-zat beracun yang dapat membunuh makhluk hidup di dalamnya. Dampak selanjutnya adalah kerusakan ekosistem sungai. Limbah yang terbuang ke sungai dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan mengacaukan rantai makanan di dalamnya. Makhluk hidup yang hidup di dalam sungai dan mengonsumsi zat beracun dapat meninggal atau terkena penyakit berbahaya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak jangka panjang dari pembuangan limbah pabrik di sungai. Limbah yang terbuang ke sungai dapat mencemari tanah dan air tanah di sekitarnya. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia dan hewan yang mengonsumsi tanaman yang tumbuh di sekitar sungai. Upaya Penanggulangan Pembuangan Limbah Pabrik di Sungai Untuk mengatasi masalah pembuangan limbah pabrik di sungai, diperlukan upaya dari semua pihak. Pabrik harus memperhatikan dampak dari limbah yang mereka hasilkan dan memilih untuk membuangnya ke tempat pembuangan akhir yang aman. Pihak berwenang juga harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap pabrik-pabrik yang membuang limbahnya ke sungai. Mereka harus memberikan sanksi kepada pabrik yang melanggar peraturan dan memastikan bahwa limbah dibuang ke tempat yang aman. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam mengatasi masalah ini. Mereka harus memperhatikan lingkungan sekitarnya dan melaporkan kepada pihak berwenang jika ada pabrik yang membuang limbahnya ke sungai. Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan cara penggunaan air dan mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Navigasi pos Indonesian language is known for its unique and diverse alphabets, including huruf vokal e pepet. This alphabet is one of… Al Maidah ayat 8 adalah salah satu ayat dalam surat Al Maidah yang menjadi referensi bagi umat Muslim dalam menjalankan…

limbah industri dapat mencemari sungai karena banyak mengandung